UAS PRINSIP PENGAJARAN DAN ASESMEN 1- RITA AFRIANY- SEMESTER 1- PPG PRAJABATAN GLOMBANG 1 2023
Nama : Rita Afriany, S.Pd
Nim : 2330111720416
Prodi : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program : PPG Prajabatan Glombang 1 2023
Tugas : UAS SEMESTER 1
Makul
: Prinsip Pengajaran dan Asesmen
1
Pada
ujian akhir semester mahasiswa diminta untuk mengerjakan soal, berikut
referensi soal yang dapat digunakan
- Apa
yang Anda ketahui mengenai pendekatan TaRL? Jelaskan kelebihan dari pendekatan
ini!
Pendekatan
TaRL (Teaching at the Right Level) adalah suatu metode pendidikan yang
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dasar membaca dan berhitung pada
anak-anak.
Beberapa
kelebihan dari pendekatan TaRL meliputi:
a. Fokus
pada Keterampilan Dasar:
TaRL berfokus pada
pengembangan keterampilan dasar, terutama membaca dan berhitung, yang dianggap
sebagai landasan untuk pembelajaran lebih lanjut. Ini membantu memastikan bahwa
anak-anak memiliki dasar yang kuat untuk mengembangkan pemahaman lebih lanjut
di berbagai mata pelajaran.
b. Penyesuaian
dengan Tingkat Kemampuan Individu:
Metode ini menyesuaikan
pembelajaran dengan tingkat kemampuan individu peserta didik. Hal ini dilakukan
dengan mengelompokkan peserta didik berdasarkan tingkat pemahaman mereka,
sehingga mereka dapat belajar dalam kelompok yang sesuai dengan kemampuan
mereka.
c. Penggunaan
alat diagnostic
TaRL menggunakan alat
diagnostik untuk menilai tingkat pemahaman siswa secara individual. Dengan
memahami tingkat pemahaman siswa, pendidik dapat merancang pembelajaran yang
sesuai untuk setiap kelompok atau individu.
d. Pembelajaran
Interaktif:
Pembelajaran dalam
pendekatan TaRL sering kali melibatkan kegiatan yang interaktif dan relevan
dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini dapat meningkatkan minat dan
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
e. Pengukuran
Kemajuan:
TaRL menekankan pada
pengukuran kemajuan secara berkala. Dengan mengukur kemajuan siswa secara
teratur, pendidik dapat menyesuaikan metode pengajaran mereka untuk memastikan
bahwa siswa terus berkembang.
f.
Penggunaan Sumber Daya Lokal:
TaRL mendorong penggunaan
sumber daya lokal dan melibatkan komunitas dalam proses pembelajaran. Ini
membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih berkelanjutan dan
sesuai dengan kebutuhan lokal.
g. Implementasi
yang Dapat Dikustomisasi:
Pendekatan TaRL dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks setempat. Ini memungkinkan
fleksibilitas dalam penerapannya di berbagai sekolah dan wilayah.Kelebihan-kelebihan
ini membuat pendekatan TaRL menjadi pendekatan yang dinilai positif dalam upaya
meningkatkan kualitas Pendidikan
terutama di daerah-daerah
yang mungkin menghadapi tantangan khusus dalam hal pembelajaran dasar
- 2. Bagaimana
cara yang dapat dilakukan guru untuk mengetahui capaian pembelajaran
masing-masing siswa dalam menerapkan pendekatan TaRL?
1. Penggunaan
Alat Diagnostik:
Implementasikan alat
diagnostik atau tes awal untuk menilai tingkat pemahaman siswa dalam
keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung. Alat ini dapat
membantu guru memahami tingkat pengetahuan awal setiap siswa
2. Pengelompokan
Siswa:
Kelompokkan siswa
berdasarkan hasil tes diagnostik. Dengan cara ini, guru dapat menyusun kelompok
yang homogen berdasarkan tingkat kemampuan, memungkinkan pengajaran yang lebih
terfokus dan disesuaikan.
3. Pemantauan
Aktivitas Kelompok:
Amati dan pantau
aktivitas kelompok dengan seksama selama sesi pembelajaran. Perhatikan
partisipasi, pemahaman, dan kemajuan siswa dalam setiap kelompok. Ini dapat
memberikan gambaran yang lebih baik tentang sejauh mana siswa memahami materi.
4. Penilaian
Formatif:
Terapkan penilaian
formatif secara berkala selama periode pembelajaran. Penilaian ini dapat
mencakup pertanyaan lisan, tugas singkat, atau kegiatan evaluasi lainnya. Hal
ini membantu guru untuk mengidentifikasi area-area di mana siswa membutuhkan
bantuan tambahan.
5. Konsultasi
Individu:
Lakukan konsultasi
individu dengan siswa untuk mendiskusikan kemajuan mereka, tantangan yang
dihadapi, dan cara untuk meningkatkan pemahaman. Komunikasi individu dapat
membantu guru memahami kebutuhan unik setiap siswa.
6. kerja
kolaboratif dengan orang tua:
Melibatkan orang tua
dalam pemantauan kemajuan siswa. Berkolaborasi dengan orang tua dapat
memberikan wawasan tambahan tentang lingkungan belajar siswa di rumah dan
membantu menciptakan kemitraan yang mendukung dalam pendidikan.
7. Penggunaan
Portofolio Siswa:
Meminta peserta didik
untuk Menyusun portofolio yang mencangkup hasil kerja mereka, proyek-proyek,
dan catatan kemajuan. Portofolio dapat memberikan gambaran holistik tentang
pencapaian siswa selama periode waktu tertentu.
8. Ujian
Akhir Semester atau Evaluasi Periodik:
Selain penilaian formatif, lakukan
ujian akhir semester atau evaluasi periodik untuk mengukur pencapaian siswa
secara keseluruhan. Hal ini dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap
tentang perkembangan siswa dalam keterampilan dasar. Dengan menggabungkan
pendekatan ini, guru dapat memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang
kemajuan siswa dan dapat merancang strategi pengajaran yang lebih efektif dan
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa
- 3. Buatlah
contoh rancangan pembelajaran berdiferensiasi jika Anda mengajar di kelas
dengan tingkat capaian siswa yang beragam.
Kelas
: VIII
Mata
Pelajaran : IPS
Topik : Mobilitas Sosial
Tujuan pembelajran : peserta didik akan dapat memahami dan mengetahui apa itu mobiltas sosial dengan baik dan benar, mampu menjelaskan dan membedakan mana mobiltas sosial yang naik dan turun.
Aktivitas
pembelajaran :
1. Pendahuluan
(10 menit):
o
Diskusikan tujuan pembelajaran hari ini.
o
Gunakan pertanyaan terbuka untuk
mengaktifkan pengetahuan awal peserta didik tentang penjumlahan dan
pengurangan.
2. Pengajaran
Umum (20 menit):
o
Bagi peserta didik menjadi tiga kelompok
berdasarkan tingkat pemahaman: tinggi, sedang, dan rendah.
o
Kelompok Tinggi: Pemberian tugas tentang
perbedaan antara bentuk mobilitas sosial vertical naik dan vertical turun.
o
Kelompok Sedang: menyebutkan dan pahami
bagaimana bentuk mobilitas sosial horizontal.
o
Kelompok Rendah: pada Tingkat rendah ini kita
kasih soal yang paling mudah yaitu mereka harus bisa membedakan apakah yang
dimaksud dengan mobilitas antargenerasi.
3. Kegiatan
Kolaboratif (15 menit):
o
Peserta didik bekerja dalam kelompok
heterogen (peserta didik dari berbagai tingkat pemahaman).
o
Minta peserta didik dari kelompok yang
lebih tinggi membantu peserta didik dari kelompok yang lebih rendah.
o
Latihan kolaboratif dengan permainan
matematika atau tantangan yang membutuhkan pemecahan masalah.
4. Penilaian
Formatif (10 menit):
o
Berikan pertanyaan formatif atau tugas
singkat untuk mengukur pemahaman peserta didik.
o
Lakukan pemeriksaan sementara untuk
mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan bantuan tambahan
5. Kegiatan
Diferensiasi (20 menit):
o
Kelompok Tinggi: Tugas tambahan yang
menantang dengan konsep contoh dan pengertian mobilitas sosial vertikal lebih
kompleks.
o
Kelompok Sedang: Latihan tambahan untuk
memperdalam pemahaman tentang mobilitas sosial horizontal.
o
Kelompok Rendah: Bimbingan tambahan dengan
guru atau asisten pengajar untuk memastikan pemahaman peserta didik tentang
mobilitas antar generasi dan bagaimana contohnya.
Penutup
(5 menit):
o
Tinjau kembali tujuan pembelajaran.
o
Ajukan pertanyaan reflektif kepada siswa
untuk memastikan pemahaman mereka
Tugas
rumah :
o
Berikan tugas rumah yang sesuai dengan
tingkat kemampuan masing-masing kelompok, memungkinkan siswa untuk melanjutkan
pembelajaran mereka di rumah.
o
Dengan menggunakan pendekatan ini, Anda
memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk berkembang sesuai dengan
tingkat pemahaman mereka, sambil memastikan bahwa tujuan pembelajaran utama
tetap tercapai.
- 4. Mengapa
pembelajaran dengan pendekatan CRT sangat cocok diterapkan di Indonesia?
Diketahui,
pendekatan CRT (Culturally Responsive Teaching) sangat cocok diterapkan di
Indonesia.
Hal
ini karena memperhatikan dan mengakui keberagaman budaya, bahasa, dan konteks
sosial yang ada di dalam kelas.
Berikut
adalah beberapa alasan mengapa pendekatan ini sesuai dengan kondisi di
Indonesia:
a. Keanekaragaman
Budaya:
Indonesia adalah negara
dengan keberagaman budaya yang kaya. Terdapat banyak kelompok etnis, suku, dan
budaya di seluruh negeri. Pendekatan CRT memahami pentingnya mencermati dan
menghormati keberagaman ini, sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang
inklusif.
b. Bahasa
yang Beragam:
Di Indonesia, terdapat
banyak bahasa daerah selain bahasa Indonesia. Pendekatan CRT mempertimbangkan
keberagaman bahasa dan mencoba untuk memasukkan dan menghargai bahasa-bahasa
ini dalam proses pembelajaran, sehingga siswa merasa lebih terhubung dengan
materi pelajaran.
c. Konteks
Sosial:
Kondisi sosial dan
ekonomi siswa di Indonesia bervariasi. Pendekatan CRT memberikan perhatian
khusus pada konteks sosial siswa, termasuk realitas hidup sehari-hari mereka. Guru
dapat membangun koneksi yang lebih baik dengan siswa ketika pembelajaran
mencerminkan realitas dan pengalaman hidup mereka
d. Kesetaraan
dan Keadilan:
Pendekatan CRT
mementingkan kesetaraan dan keadilan dalam pendidikan. Di Indonesia, di mana
terdapat kesenjangan dalam akses dan kualitas pendidikan antara daerah
perkotaan dan pedesaan, serta antara kelompok sosial ekonomi, pendekatan ini
dapat membantu mengurangi disparitas ini.
e. Menghormati
Nilai-Nilai Lokal:
CRT mendorong pengakuan
dan penghormatan terhadap nilai-nilai lokal dan tradisi. Di Indonesia, di mana
nilai-nilai kearifan lokal dan adat istiadat memiliki peran penting dalam
masyarakat, pendekatan ini dapat memperkuat rasa identitas siswa dan
meningkatkan motivasi mereka dalam pembelajaran.
f.
Pembelajaran Kolaboratif:
CRT mendorong
pembelajaran kolaboratif dan partisipatif. Di konteks Indonesia, di mana budaya
gotong-royong sangat dihargai, pendekatan ini sesuai dengan nilai-nilai sosial
yang telah ada dalam Masyarakat
g. Persiapan
Siswa untuk Masyarakat Global:
Melalui pengakuan
keberagaman, CRT dapat membantu persiapan siswa untuk hidup dalam masyarakat
global. Dengan memahami dan menghargai budaya orang lain, siswa dapat menjadi
lebih terbuka, toleran, dan siap untuk berinteraksi dalam lingkungan
multikultural. Penerapan pendekatan CRT di Indonesia dapat mendukung
pembelajaran yang lebih efektif dan relevan dengan konteks lokal, menghasilkan
pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi siswa
- 5. Rancanglah
sebuah pembelajaran dengan mengintegrasikan unsur budaya sesuai dengan tempat
Anda tinggal!
Tema
Pembelajaran: "Dampak Positif dan Negatif Globalisasi Sosial Budaya"
Tujuan
Pembelajaran: Menganalisis perubahan kehidupan social budaya bangsa Indonesia
dalam menghadapi arus globalisasi untuk memperkokoh kehidupan kebangsaan.
Minggu
1: dampak negative globalisasi
Hari
1:
ü Kegiatan
Pembukaan (30 menit).
ü Perkenalan
konsep tentang bagaimana dampak globalisasi.
ü Diskusi
singkat tentang dampak-dampak yang terjadi akibat adanya globalisasi.
ü Eksplorasi
dampak globalisasi yang ada disekitar (60 menit):
ü Peserta
didik diminta untuk mengetahui Dimana saja ada terjadinya dampak globalisasi.
ü Diskusi
kelas tentang elemen-elemen unik dan nilai-nilai yang ada akibat adnya
perubahan globalisasi yang terjadi.
Minggu
2: Analisis dan Penyelidikan Lebih Lanjut
Hari
2:
ü Penelitian
(60 menit):
ü Peserta
didik memilih satu dampak globalisasi untuk mereka diteliti lebih lanjut.
ü Menggunakan
sumber daya lokal, buku, dan wawancara dengan tetua atau tokoh masyarakat untuk
mendapatkan informasi tambahan
ü Analisis
dan Pembahasan (45 menit):
ü Kelompok-kelompok
kecil mempresentasikan hasil penelitian mereka.
ü Diskusi
kelas tentang perbedaan dan persamaan antara dampak negative globalisasi yang telah mereka
dapat/teliti.
Minggu
3: Kreativitas dan Presentasi
Hari
4:
ü Pengembangan/memperjelas
kembali dampak negative dari globalisasi budaya (60 menit):
ü Peserta
didik bekerja dalam kelompok untuk mengembangkan dampak positif dari adanya
globalisasi budaya modern.
ü Mereka
diminta untuk menambahkan elemen-elemen kreatif yang mencerminkan budaya
kontemporer
Hari
5:
ü Presentasi
dan Diskusi (90 menit):
ü Kelompok-kelompok
mempresentasikan kisah-kisah/ hasil penelitian mereka secara kreatif,
menggunakan media seperti drama, lagu, atau video.
ü Diskusi
kelas tentang proses kreatif dan bagaimana nilai-nilai budaya tetap relevan
dalam versi modern.
Tugas
Rumah:
Siswa
diminta untuk menulis esai reflektif tentang pengalaman mereka dalam
mempelajari dan menyampaikan kisah tradisional.
Bagaimana
nilai-nilai budaya memengaruhi cara mereka memahami dan menyampaikan cerita?
Melalui
pendekatan ini, peserta didik tidak hanya belajar tentang dampak globalisasi
saja akan tetapi kisah-kisah tradisional dari daerah mereka sendiri, dan juga
mengembangkan keterampilan analisis, kerja kelompok, dan kreativitas
Selain
itu, mereka dapat menghargai dan merayakan warisan budaya yang kaya yang
dimiliki oleh daerah tempat tinggal mereka.
Daftar
Pustaka
https://drive.google.com/file/d/1zR_yqN2wE4-RaIDm6yVsPpParJ5tZMiu/view?usp=drive_link
https://drive.google.com/file/d/1z-PkvGMIkEinv8SB-3Lw9me1fMY-cwRD/view?usp=drive_link
Komentar
Posting Komentar