AKSI NYATA- TOPIK 2- PEMBELAJRAN SOSIAL EMOSIONAL- RIANY (Rita Afriany).

 TOPIK 2 AKSI NYATA 

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

Disusun untuk memenuhi tugas akhir topik 2, pada pembelajaran sosial emosional yaitu Aksi Nyata



Disusun oleh :

Rita Afriany, S.Pd

2330111720416



PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN

PENDIDIKAN GURU ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

KALIMANTAN SELATAN

BANJARMASIN

2024






1. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari konsep SEL?


Setelah mempelajari konsep SEL, saya mendapatkan pengetahuan baru terkait dengan pembelajaran sosial-emosional yakni proses untuk membantu individu (anak dan dewasa) mengembangkan kemampuan dasar untuk hidup dengan baik. Dalam hal ini individu tidak hanya fokus pada diri sendiri ataupun hanya pada keterampilan, kompetensi, tetapi juga pada relasi yang baik dengan orang lain dan lingkungan. 

Saya juga mendapatkan pengetahuan mengenai tujuan dari pembelajaran ini adalah untuk program preventif dan promotif (peningkatan). Preventif artinya mencegah masalah perilaku dengan meningkatkan kompetensi sosial-emosional.. "Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning" (CASEL) mengelompokkan komponen pembelajaran sosial-emosional menjadi 5 komponen yaitu: Self-awareness (Kesadaran diri), Self-management (Manajemen diri), Responsible decision making (Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab). Social awareness (kesadaran sosial), dan Relationship skills (keterampilan sosial). Selain itu juga terdapat ruang lingkup pembelajaran sosial emosional yakni rutin (di luar jam sekolah), terintegrasi dalam pembelajaran, dan budaya dalam lingkungan sekolah. Dari pengetahuan yang telah didapatkan, membuat saya lebih memahami makna dari konsep SEI. yang tentunya dapat berguna bagi calon guru dalam mengimplementasikan pembelajaran yang tepat.


2. Apa saja tantangan/hambatan dalam menerapkan pembelajaran sosial-emosional?

  • Terdapat beberapa tantangan yang mungkin dihadapi oleh pendidik dalamupayanya menerapkan pembelajaran sosial emosional di sekolah antara lain:

Kurangnya hubungan yang mendukung. Pada intinya, pembelajaran sosial emosional adalah tentang hubungan - hubungan yang kita miliki dengan diri kita sendiri, dan hubungan yang kita miliki dengan orang-orang di sekitar kita. Kelima kompetensi inti SEL secara langsung berkontribusi pada pengembangan hubungan intra-pribadi dan interpersonal yang sehat. Kesadaran diri dan manajemen diri berdampak langsung pada hubungan kita dengan diri kita sendiri. Kesadaran sosial dan keterampilan hubungan secara alami memengaruhi kemampuan kita untuk memupuk dan mempertahankan hubungan otentik dengan orang lain. Ketika siswa dan orang dewasa mengembangkan keterampilan ini, mereka akan lebih mampu menjaga hubungan yang otentik. Saat mereka membentuk hubungan yang lebih bermakna satu sama lain, budaya di sekolah akan terus meningkat.

  • Kurangnya kolaborasi.

Pembelajaran emosional sosial membangun dan memperkuat komunikasi dasar, kolaborasi dan keterampilan kepemimpinan yang membantu siswa dan orang dewasa berhasil bekerja bersama dalam lingkungan kelompok. Lebih penting lagi. SEL membantu komunitas kita mengenali perbedaan. menghormati keragaman, dan mengembangkan empati satu sama lain. Ini berarti bahwa individu akan berhasil menavigasi hubungan kerja dengan orang-orang yang mungkin memiliki pendapat, sudut pandang, atau kepercayaan yang berbeda. Ketika semua anggota tim dapat bekerja sama, terlepas dari perbedaan mereka, komunitas sekolah akan dapat bekerja sama dengan lebih kohesif.

  •  Kurangnya pemahaman.

Pembelajaran emosional sosial memberi kita kesempatan untuk lebih memahami satu sama lain. SEI. menawarkan peluang untuk hubungan oleh itu antara siswa, staf, dan pemimpin sekolah. Saat komunitas sekolah. mulai berbagi pengalaman pribadi satu sama lain, kita akan mulai lebih. memahami apa yang dibawa oleh rekan kerja dan rekan kerja kita, dalam benak mereka setiap hari. Komunitas sekolah akan mulai menyadari bahwa kita semua memiliki tantangan yang sedang kita tangani serta momen kebanggaan untuk dirayakan. Melihat persamaan dan perbedaan antara satu sama lain mengembangkan empati, menumbuhkan komunitas yang lebih kuat, dan berkontribusi pada budaya sekolah yang mendukung.

3. Buatlah program untuk Anda sendiri sebagai guru, apa saja yang perlu Anda persiapkan untuk mengajar? Apa kelebihan dan kekurangan Anda terkait masalah emosi? Bagaimana Anda akan mengembangkan kemampuan sosial-emosional Anda? 

Ketika saya menjadi guru saya akan berusaha melaksanakan pembelajaran sosial emosional dengan 3 ruang lingkup yang sudah saya pahami sebelumnya yaitu kegiatan rutin (di luar jam pelajaran), terintegrasi dalam pembelajaran, dan protocol/budaya sekolah. Pada Implementasi Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) sebagai seorang guru saya akan melakukan strategi dengan 4 cara:

  1. Mengajarkan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) secara spesifik dan eksplisit
  2. Mengintegrasikan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) ke dalam praktik mengajar guru dan gaya interaksi dengan peserta didik.
  3. Mengubah kebijakan dan ekspektasi sekolah terhadap peserta didik
  4. Mempengaruhi pola pikir peserta didik tentang persepsi diri, orang lain dan lingkungan.

Hal yang perlu saya persiapkan untuk mengajar yakni perencanaan dan strategi yang tepat bagi peserta didik. Selain itu, media dan metode merupakan bagian dari perencanaan yang disusun agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan pembelajaran.

Terkait dengan masalah emosi, kelebihan yang saya miliki ialah kemampuan untuk mengendalikan emosi sehingga tidak berlebihan ketika merasakan emosi yang sedih atau Bahagia. Saya merasa kelebihan tersebut dapat bermanfaat bagi saya sebagai seorang calon guru yang dapat memberikan pembelajaran sosial emosional yang tepat bagi peserta didik saya. Di lain sisi terdapat kelemahan pada diri saya terkait emosi yakni mudah panik ketika terjadi hal-hal yang mengancam atau mengkhawatirkan.

Cara yang saya lakukan untuk mengembangkan kemampuan sosial-emosional ialah dengan menjalin komunikasi yang baik antar sesama, sehingga dapat menumbuhkan rasa empati terhadap lingkungan sekitar. Selain itu untuk menggali informasi lebih, saya dapat mencari berbagai sumber ataupun berkonsultasi denga rekan guru yang sudah berpengalaman. Pada kemampuan emosional, upaya mengembangkan diri dapat diawali dengan berdamai dengan diri sendiri, dengan demikian maka pengembangan emosi dapat dikendalikan dengan baik.

Rancangan Aksi Nyata

Berikut adalah Rancangan Aksi Nyata sebagai seorang guru yang menerapkan konsep SEL pada pembelajaran:

  1. Sebagai seorang guru, saya akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan self-management sebelum memasuki materi pembelajaran dengan melakukan ice breaking sebagai kegiatan awal untuk mempersiapkan diri menerima pembelajaran..
  2. Untuk mengembangkan Responsible decision making (Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab), Social awareness (kesadaran sosial), dan Relationship skills (keterampilan sosial), sebagai guru dapat memfasilitasi pembelajaran peserta didik dengan kelompok diskusi dalam menyelesaikan masalah ataupun menghasilkan suatu proyek. Dari kegiatan kolaboratif tersebut dapat mengembangkan potensi sosial emosional pada peserta didik.
  3. Melakukan refleksi pembelajaran setiap aktivitas pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan self-awareness pada diri peserta didik. Dengan demikian. Hasil refleksi tersebut dapat menjadi acuan untuk pembelajaran yang lebih baik pada pembelajaran berikutnya.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

02.02.b.3-T3-7-a Aksi Nyata - Tugas 3.3. Refleksi dan Rencana Tindak Lanjut- Rita Afriany, S.Pd- anak Kalimantan Barat- Putussibau

Aksi Nyata- Topik 3- Prinsip Pengajaran dan Asesmen 1- Rita Afriany, S.Pd- PPG Prajabatan 2023

UAS PRINSIP PENGAJARAN DAN ASESMEN 1- RITA AFRIANY- SEMESTER 1- PPG PRAJABATAN GLOMBANG 1 2023